Fermentasi Pelepah Kelapa Sawit

Murahnya ternak sapi dengan pakan pelepah kelapa sawit

Hi, bertemu kembali, di kesempatan akan membahas mengenai fermentasi pelepah kelapa sawit yuk baca lebih rinci tentang dunia pelepah sawit.

Dengan harga pakan yang relatif lebih murah di perkebunan sawit in, mestinya PTPN VI ini bisa ikut membantu operasi pasar dengan harga Rp 32 ribu/bobot hidup.  Harga ini sebenarnya masih sangat masuk di PTPN (VI) ini. Oleh karena itu, saya berharap budidaya sapi integrasi dengan kelapa sawit seperti ini bisa juga membantu menurunkan harga daging sapi di Jambi yang masih tinggi, masih Rp 100 ribu. Jadi, dengan adanya peternakan di sini, lalu kemudian nanti dari Lampung, sapi-sapi yang siap potong, mudah-mudahan tidak lama lagi bisa diturunkan harga," jelas Menteri Pertanian, Suswono saat berkunjung ke Propinsi Jambi untuk memantau harga daging sapi pada Lebaran Idul Fitri lalu.

Manajemen PTPN VI di Muhajirin, Kabupaten Muaro Jambi menjelaskan bahwa proses pemeliharaan sapi di perusahaannya menggunakan pelepah kelapa sawit sebagai pakan utamanya. Pelepah kelapa sawit itu terlebih dahulu dilebur dengan menggunakan mesin penghancur pelepah kelapa sawit.

Sistem integrasi sawit-sapi yang dilakukan oleh PTPN VI jelas Suswono menerapkan sistem kandang koloni. "Sapi tidak dilepas, sapi relatif tidak banyak bergerak jadi ada percepatan dalam penggemukan. Pelepah dan bungkil sawit adalah bahan baku yang relatif sangat murah. Peningkatan bobot hidupnya bisa mencapai 1 kg per hari untuk sapi ongol. Saya kira ini normal dan bagus," jelas Suswono.

Dengan biaya budidaya sistem integrasi kelapa sawit-sapi ini Mentan yakin harga daging sapi di Jambi bisa lebih rendah. "Kalau kita lihat harga di pasar ternak, harga di angka 32 sampai 35, katakanlah ambil rata-rata 32, maka sebetulnya harga daging sapi Rp 80 sampai Rp 85 ribu itu masih masuk sekali di Jambi ini, di sini ada pedagang yang mengambil keuntungannya agak tinggi. Jadi saya berharap, harga daging sapi bisa Rp 83 ribu karena harga sapi hidupnya tidak terlalu tinggi, masih cukup," jelas Suswono.

Sebelumnya Menteri Pertanian didampingi pejabat Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, Gubernur H. Hasan Basri Agus dan Wakil Gebernur Provinsi Jambi beserta jajarannya, meninjau Pasar Hewan Muara Bulian JI. Jend. Sudirman Km.06 Kelurahan Rengas Condong, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batang Hari.

Suswono mengungkapkan, Kementerian Pertanian memberikan bantuan senilai Rp 4 miliar untuk perbaikan pasar ternak in. "Pada dasarnya, kita ingin supaya pasar ternak ini nyaman dipakai oleh para pelaku usaha dan tentu kita harapkan tadi, dengan penataan yang baik, lalu sistem perdagangan yang terbuka, semuanya menjadi sama-sama diuntungkan, tidak ada yang merasa dirugikan," ujar Suswono.



Pasar Ternak yang Fair


Pada kunjungan kerja tersebut, Menteri Pertanian menyerahkan beberapa bantuan sosial (Bansos) tahun 2013 dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan secara simbolis kepada beberapa kelompok antara lain: Kelompok Kegiatan Pengembangan Kawasan Sapi Potong sebanyak 20 kelompok di 6 kabupaten dengan anggaran Rp. 245.000.000/kelompok; Kelompok Kegiatan Pengembangan Integrasi Tanaman-Ruminansia sebanyak 5 kelompok di 5 kabupaten dengan anggaran Rp. 245.000.000/kelompok dan Kelompok Kegiatan Pengembangan Budidaya Unggas Lokal sebanyak 6 kelompok dengan anggaran Rp. 120.000.000/kelompok.

Penyerahan bantuan tersebut dilakukan Menteri Pertanian saat berkunjung ke Kelompok Tani di Desa Pudak, Kecamatan Kumpek Ulu, Kabupaten Muaro Jambi untuk panen padi dan berdialog dengan petani. Dalam dialog tersebut Menteri Pertanian mengharapkan kepada kelompok petani dan peternak untuk bekerja keras, memanfaatkan bantuan tersebut sebaik-baiknya serta memanfaatkan lahan sekecil apapun secara maksilnal, sehingga kebutuhan pangan pokok dapat terpenuhi khususnya dalam negeri.

Menteri Pertanian, Suswono, menambahkan disediakannya alat timbang di pasar ternak ini menjadi sesuatu yang positif, sehingga tidak ada yang dirugikan karena ditimbang bobot hidup, tidak hanya sekedar taksir, sehingga ada kepastian berapa bobot hidup dan per kilonya berapa. "Jadi, saya kira ini merupakan perdagangan yang fair, yang terjadi di pasar hewan ini, mudah-mudahan tetap bisa berlangsung," kata Suswono.

Ketika ditanya penilaiannya tentang pasar ternak ini, Menteri Pertanian menyatakan, pasar ternak di Kabupaten Batanghari ini bagus. " Justru dari beberapa pasar ternak yang saya tinjau, ini relatif baik, artinya lokasi dan penataannya sudah cukup representatif," tutur Suswono.

Di pasar ternak Muara Bulian ini menjual sapi potong, bibit dan sapi betina. Pasar ternak yang dibuka setiap hari Jumat ini bisa menampung sebanyak 400 ekor dan rata-rata terjual sebanyak 250 ekor. "Pedagang yang menjual ternak yang dijual berasal Lampung, Sumatera Barat, Sumsel dan Kerinci," ujar salah seorang pedagang.

sumber: Sinar Tani Edisi 21-27 Agustus 2013

Sekian penjelasan mengenai Murahnya ternak sapi dengan pakan pelepah kelapa sawit semoga tulisan ini bermanfaat salam

Sumber ini diposting pada label

postingan ini bersumber dari https://puslitbangnak.blogspot.com/2013/09/murahnya-ternak-sapi-dengan-pakan.html

jika ingin membeli dan mengetahui alat pemotong dahan sawit bisa menghubungi kami. harga mesin chopper pelepah sawit

----------------------------------------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mesin Pencacah Pelepah Sawit Tanjung Balai Sumatera Utara

Sebab Pelepah Sawit Patah

Kenapa Pelepah Sawit Patah